FUA Cirebon, 12 Oktober 2023 – Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) lantai 5 IAIN Syekh Nurjati menjadi saksi atas berlangsungnya seminar nasional dan bedah buku yang bertajuk “Radikalisme di Media Sosial”. Acara prestisius ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor IAIN Syekh Nurjati, Direktur Pascasarjana, para dekan, undangan dari tokoh masyarakat, dosen, dan mahasiswa.
Seminar yang digelar pada tanggal 12 Oktober 2023 ini menghadirkan narasumber utama, Dr. H. M. Nuruzzaman, S.Ag., M. Si., yang merupakan staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia dan juga penulis dari buku Radikalisme di Media Sosial. Dr. Nuruzzaman sesuai dengan rencana akan memberikan paparan mendalam tentang dampak radikalisme di media sosial, menggali akar permasalahan, serta solusi untuk menghadapinya.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Syekh Nurjati, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. menekankan pentingnya terobosan-terobosan dan inovasi dalam menjadi rujukan proyek siber. Ia juga menggarisbawahi perlunya mengembangkan bahan ajar dalam bentuk digital dan multimedia serta memanfaatkan platform digital untuk kursus, pelatihan prakerja, dan pengembangan institusi.
Sofi Mubarok, M.H.I., yang bertindak sebagai moderator membuka diskusi dengan menyampaikan pandangannya tentang radikalisme di media sosial, dengan menyoroti perilaku “self-radicalism” yang muncul dan bagaimana media sosial telah membuka ruang geografis dalam konteks global village. Menurut Sofi, interaksi di media sosial kini memiliki posisi yang sangat vital dalam menyebarkan pandangan agama dan keyakinan.
Dr. Nuruzzaman dalam paparannya mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan mayoritas manusia Indonesia menganggap agama sangat penting, lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara seperti Pakistan dan Bangladesh. Ia juga menyatakan bahwa orang Indonesia adalah salah satu kelompok paling dermawan di seluruh dunia. Namun, ia juga menyoroti kelompok yang rentan terhadap radikalisme, yaitu orang-orang yang tinggal di kota, anak muda, dan perempuan. Akses media sosial dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pandangan radikal.
Selanjutnya, Dr. Nuruzzaman menyatakan perlunya Universitas Islam Negeri (UIN) untuk mengarahkan perkembangannya kepada peneydiaan ekosistem digital sebagai sarana pengembangan institusi pendidikan. Ia menggarisbawahi pentingnya tradisi pendidikan yang semakin bergantung pada alat-alat digital.
Sesi diskusi dan tanya jawab antara peserta seminar dan narasumber berlangsung hangat. Beberapa pertanyaan berkisar eco-chamber dan pendefenisian serta bentuk distingtif radikalisme apa yang dimaksud oleh narasumber. Dr. Nuruzzaman memberikan penjelasan mendalam mengenai arti radikalisme sebagai tahapan intoleransi dan bagaimana piagam Madinah menjadi dasar toleransi yang diusung oleh Nabi Muhammad. Ia juga menekankan bahwa setelah radikalisme, terorisme bisa berkembang. Eco chamber atau ruang ekokomunikasi juga menjadi fokus diskusi, dengan penekanan pada peran penting para influencer dalam membentuk pandangan keagamaan dan keyakinan di masa depan. Media sosial juga dinilai memiliki posisi strategis dalam hal ini.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA), Dr. Anwar Sanusi, mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap kesuksesan acara seminar nasional dan bedah buku ini. Dr. Anwar Sanusi menilai acara ini memberikan wawasan berharga dalam menangani tantangan radikalisme di era digital. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama lintas fakultas dalam menyelenggarakan acara sejenis di masa depan.
Acara yang berlangsung hingga pukul 11.25 ini diakhiri dengan penekanan pentingnya menghadirkan tawaran alternatif wacana keagamaan yang moderat sebagai solusi untuk meredakan radikalisme di media sosial. Dalam era digital ini, penyebaran pesan-pesan moderat dianggap kunci untuk menghadapi tantangan radikalisme.