Dosen dan Mahasiswa Prodi IAT UIN SSC Libatkan Diri dalam Gebyar Toleransi Bersama Lakpesdam NU Kota Cirebon

Lakpesdam Nahdlatul Ulama (NU) Kota Cirebon menyelenggarakan kegiatan Gebyar Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika dalam Kerukunan Beragama di Aula Pascasarjana Lantai 3 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Senin (11/12). Acara ini bertujuan memperkuat nilai-nilai toleransi di wilayah Ciayumajakuning dan mendapat dukungan penuh dari Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 150 peserta ini terselenggara berkat kolaborasi antara Lakpesdam NU Kota Cirebon, Rumah Moderasi Beragama (RMB) Sejati, HMJ Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF) UIN SSC, Lesbumi NU Kota Cirebon, Lazisnu Kota Cirebon, dan IPPNU Kota Cirebon. Tidak hanya itu, dosen dan mahasiswa Prodi IAT UIN SSC juga turut aktif melibatkan diri dalam mendukung jalannya acara, baik dalam persiapan maupun pendampingan peserta.
Acara dibuka dengan doa lintas iman yang dipimpin oleh sejumlah tokoh agama, termasuk Js. Suryana Erawan (Konghucu), PMd. Toto Sutanto (Buddha), Made Supartini, S.Ag. (Hindu), Pdt. Heru Kusumo (Kristen), Romo Antonius Haryanto, Pr. (Katolik), dan Kiai Miftah Faqih (Islam). Simbol kebersamaan ini menegaskan pesan utama kegiatan, yakni memperkokoh kerukunan antarumat beragama.
Ketua Lakpesdam NU Kota Cirebon sekaligus dosen Prodi IAT UIN SSC, Mohamad Yahya, menekankan pentingnya mengawal indeks toleransi di Ciayumajakuning. “Kegiatan ini penting dalam konteks kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Indeks toleransi di Ciayumajakuning perlu kita kawal, terutama mengingat adanya kasus terbaru yang dapat memengaruhi indeks tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Ketua PCNU Kota Cirebon, Kiai Mustofa Rajid, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, eksistensi NU harus terus dijaga untuk mempererat kerukunan antarumat beragama. “Kota Cirebon sering menjadi sasaran masuknya pemahaman luar karena posisinya sebagai kota metropolis di Ciayumajakuning. Melalui kegiatan ini, kita dapat memperkuat kebersamaan dalam membangun kerukunan umat,” jelasnya.
Wakil Rektor II UIN SSC, Ilman Nafi’a, turut memberikan sambutan dengan mengingatkan sejarah panjang dialog lintas agama di Cirebon yang dimulai oleh PMII Kota Cirebon pada 1993–1994. “Meski dulu sempat dianggap membahayakan negara, kini ikatan pemuda lintas iman semakin kokoh dan harus terus diperkuat,” ungkapnya.
Dalam sesi talkshow, Romo Toto Sutanto, tokoh agama Buddha, menekankan pentingnya wawasan moderasi beragama sebagai benteng pencegah konflik. “Pelajari wawasan moderasi beragama agar kita menjadi umat yang moderat,” tuturnya.
Sementara itu, Satori dari Densus 88 Kota Cirebon mengapresiasi penyelenggaraan acara ini. Ia menekankan pentingnya menyelesaikan konflik melalui dialog dan musyawarah. “Saya mengapresiasi Lakpesdam NU Kota Cirebon dan semua pihak yang terlibat. Besar harapan agar masyarakat Ciayumajakuning dapat menyelesaikan perselisihan dengan musyawarah demi keharmonisan,” katanya.
Melalui partisipasi dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN SSC, kegiatan ini bukan hanya menjadi ruang refleksi toleransi, tetapi juga ajang implementasi nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan sosial. Gebyar Toleransi pun menjadi momentum penting untuk memperteguh semangat Bhinneka Tunggal Ika dan memperkuat kerukunan antarumat beragama di Ciayumajakuning.