FUA Cirebon, 4 Agustus 2023 – Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon menghadiri undangan rapat penting yang diadakan di ruang rapat Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) pada hari Jumat pukul 13.30 sampai 15.00 WIB. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, para dekan, para Wakil Dekan bidang I, Ketua LPM dan jajaran, serta tim pengembang kurikulum.
Rapat ini bertujuan untuk membahas dan memutuskan mengenai Mata Kuliah Institut dan Mata Kuliah Nasional yang akan ditawarkan oleh institut. Setelah melalui serangkaian diskusi yang cermat, akhirnya hasil rapat pun berhasil diraih.
Dalam rapat tersebut, diputuskan bahwa Mata Kuliah Institut akan terdiri dari tujuh buah mata kuliah dengan total Sistem Kredit Semester (SKS) sebanyak 18 SKS. Sementara itu Mata Kuliah Nasional terdiri dari tiga buah dengan total SKS sebanyak 6 SKS.
Mata Kuliah Institut yang dipilih adalah sebagai berikut:
- Metodologi Studi Islam (3 SKS)
- Bahasa Arab (3 SKS)
- Bahasa Inggris (3 SKS)
- Cirebon Studie (2 SKS)
- Filsafat Ilmu (2 SKS)
- KKN (3 SKS)
- Cyber Culture (2 SKS)
Mata Kuliah Institut ini merupakan mata kuliah yang secara khusus mencerminkan karakteristik dan penciri dari institut. Penentuan mata kuliah ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai lokal serta budaya.
Selain itu, rapat juga menyepakati tiga Mata Kuliah Nasional yang akan diselenggarakan. Mata Kuliah Nasional ini memiliki peran penting dalam membentuk kebangsaan dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Ketiga mata kuliah tersebut adalah:
- Pancasila (2 SKS)
- Pendidikan Kewarganegaraan (2 SKS)
- Bahasa Indonesia (2 SKS)
Dengan adanya Mata Kuliah Nasional, mahasiswa diharapkan akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ideologi negara, keberagaman budaya, dan bahasa resmi negara.
Hasil rapat ini telah ditetapkan dan akan segera diputuskan melalui Surat Keputusan (SK) Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dekan FUA, Dr. Anwar Sanusi menyatakan kesiapannya untuk menjalankan hasil rapat dan mengawal konsistensi pengajaran terkait MK institut dan nasional ini. Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam penyusunan kurikulum dan menegaskan komitmen institut dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing, dan memiliki identitas nasional yang kuat.
